Menerka: Literasi Digital
1. Sebutkan isu atau kasus literasi digital di Indonesia!
2.
Apa yang bisa dilakukan oleh mahasiswa untuk menerapkan/ mengembangkan literasi
digital?
------------------------------------------------
1. Adanya
defisit kepercayaan terhadap jurnalis membuat masyarakat Indonesia lebih
percaya dengan berita hoaks yang tersebar secara luas dan tidak resmi di
internet.
"Tingkat kepercayaan terhadap jurnalisme profesional di
Indonesia cukup rendah. Dalam survei ISEAS tahun 2017 tentang kepercayaan atas
lembaga-lembaga besar, peringkat terendah ditempati partai politik (45%),
parlemen (55%), pengadilan (65%), dan media massa (67%). Bahkan peringkat
kepolisian Indonesia yang terkenal korup (70%) mengalahkan pers.
Hasil seperti itu bisa dimengerti ketika menyaksikan produk-produk yang ditawarkan lapak-lapak berita populer. Sumber berita politik paling populer di Indonesia adalah siaran televisi yang kontennya jelas dipengaruhi kepentingan oligarki—sebuah masalah besar bagi industri media setempat. "
Selain itu, menurut Direktur Informasi dan Komunikasi Badan Intelijen
Negara (BIN) Wawan Purwanto, kurangnya daya kritis masyarakat dalam
menerima informasi. Begitu melihat konten di media sosial, langsung dipercaya
100 persen. Indonesia rentan terpengaruh hoaks karena pengakses internet
mencapai lebih dari 50 persen dari jumlah penduduk. Ia menilai, fakta tidak
terlalu berpengaruh dalam membentuk opini publik ketimbang emosi dan keyakinan
personal.
Kedua contoh
kasus diatas merupakan bukti bahwa literasi digital Indonesia masih rendah.
Diperkuat pula dengan adanya pernyataan dari Ketua
Umum Gerakan Nasional Literasi Digital #Siberkreasi Dedy Permadi.
"posisi Indonesia diantara anggota G20, bisa
dikatakan rendah. Itu berdasarkan ada jarak cukup tinggi antara pembangunan
infrastruktur teknologi dan literasi digital. Di negara-negara G20 sebagai
perbandingannya, Indonesia jarak pembangunan infrastruktur teknologi dengan
literasi digital masih besar. Di Selandia Baru punya program literasi digital
sejak SD, Australia juga sudah punya, bahkan di Uni Eropa setiap pembangunan
infrastruktur teknologi diimbangi dengan pengetahuan teknologi. Jadi,
Indonesia masih rendah soal pengetahuan teknologi. Maka dari itu sangat rawan
akan hoax, cyber bullying, sampai radikalisme."
Sumber: https://inet.detik.com/cyberlife/d-3668529/di-antara-anggota-g20-indonesia-minim-literasi-digital
2. Menurut kelompok kami, yang dapat dilakukan oleh mahasiswa untuk
mengembangkan literasi digital yang pertama adalah dengan menanamkan budaya
baca pada diri sendiri, karena dengan terbiasa membaca kita akan lebih jeli
pada setiap detail dan tidak mudah terprovokasi terhadap isu maupun topik yang
belum ada kejelasannya, lalu yang kedua adalah dengan belajar berpikir kritis,
nah dari belajar untuk menanamkan budaya membaca berarti kita pun ikut berpikir
lebih dalam untuk menerka setiap kalimat setiap paragraf yang tersebar di dunia
maya, dari situ kemampuan kita dalam berpikir kritis akan semakin terlatih
dimulai dari hal yang sederhana seperti langkah pertama yaitu menanamkan budaya
baca, dengan begitu meskipun terpaan hoax selalu datang kita tidak perlu
khawatir karena sudah menamengi diri kita dengan budaya baca dan pemikiran yang
kritis.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
Referensi:
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
Referensi:
Taspel, Ross (2018). Berita Hoaks di Tengah Media Mainstream yang Makin Partisan.
https://nasional.kompas.com/read/2018/03/15/06475551/bin-60-persen-konten-media-sosial-adalah-informasi-hoaks,
19 Mei 2018.
Haryanto, Agus T. (2017). Di
Antara Anggota G20 Indonesia Minim Literasi Digital.
Terima kasih informasinya!
BalasHapusTerima kasih informasinya!
BalasHapusSama- sama, Frekuensi Senja senang boleh membantumu! Mampir lagi ya..
HapusSaya sangat suka dengan isinya, berisi dan bermanfaat buat mahasiswa
BalasHapusTerima kasih! Sukses selalu kuliahnya semoga semua informasi di Frekuensi Senja dapat membantu!
BalasHapus