Transgender: Mereka yang Mencari Jati Diri. Menuai Prestasi atau Mencari Eksistensi?


Hasil gambar untuk lost in trance
(Foto diambil dari Lost In Trance)



Transgender merupakan salah satu kaum marjinal di Indonesia. Transgender seringkali menjadi sosok yang terpinggirkan karena posisinya yang dianggap abu- abu. Perubahan gender melalui rentetan operasi dari pria menjadi wanita maupun sebaliknya dinilai kurang pantas oleh masyarakat Indonesia yang menjunjung tinggi budaya timur. Siapakah yang membuat penilaian ini? Siapa yang membentuk stigma di masyarakat? Media-lah jawabannya. Seberapa marjinal suatu kelompok ditentukan oleh media. Media selalu menyoroti kaum yang dianggap berbeda di masyarakat. Bagi media, kaum marjinal seperti transgender dapat menarik perhatian khalayak luas. Tujuannya tentu saja menaikkan rating acara. Dalam hal ini, media bukan lagi memberikan suatu informasi pada masyarakat, tetapi malah menjadikan transgender sebagai hiburan bahkan lelucon yang layak dipertontonkan. Berbicara pantas atau tidaknya hanyalah abu- abu jawabannya. Demi rating tidak ada yang tidak halal.
Televisi merupakan media yang kerap mempertontonkan transgender sebagai hiburan bagi khalayak. 

Contohnya adalah sebagai berikut:

[TV]
Dalam acara Rumpi No Secret, teman transgender Lucinta Luna diundang untuk membeberkan kedok Lucinta Luna yang mengaku seorang wanita tulen padahal sebenarnya transgender. Banyak gimmick yang dimunculkan demi menaikkan nama acara tersebut. Kemudian host juga sempat menanyakan beberapa kali pertanyaan yang mengintimidasi pada teman transgender Lucinta Luna.

[Portal berita online]
http://bangka.tribunnews.com/2018/03/22/beredar-video-waria-ngeluh-sakit-usai-operasi-kelamin-benarkah-itu-lucinta-luna
Tribunnews seolah- olah menyudutkan waria sebagai transgender dengan menyebut secara gamblang kata 'Ngeluh Sakit Usai Operasi Kelamin'. Kemudian dengan menggunakan pertanyaan "Benarkah itu Lucinta Luna?" sangat terlihat memojokkan kaum transgender sebab kebenaran video tersebut masih belum jelas.

Namun, dibalik cemoohan masyarakat dan stigma negatif terhadap transgender, dibalik sisi “buruk” itu tidak sedikit dari mereka yang menuai prestasi segudang loh teman-teman, contohnya adalah selebriti tanah air bernama Dorce atau yang seringkali dipanggil Bunda Dorce, sosok yang terkenal dari acara bertajuk “Bincang-Bincang Dorce” di televisi ini kini merawat banyak anak yatim piatu dibawah naungan nya sendiri, selain merupakan seorang presenter kenamaan tanah air beliau juga berbakat dalam hal bernyanyi dan berakting, tak peduli apa kata orang Bunda Dorce tetap melakukan apa yang menurutnya positif dan tidak merugikan orang lain, justru kalau bisa malah berguna bagi orang lain yaitu seperti yang seselama ini ia lakukan, mengabdi pada masyarakat tanpa memandang cemooh orang-orang yang hanya bisa melihat celahnya.

Nah, sobat senja, dari apa yang sudah kami ceritakan dan jelaskan, sama halnya dengan topik apapun sama-sama memiliki sisi positif dan sisi negatif, mungkin transgender masih dianggap sebagai hal yang tabu di negeri ini apalagi kalau hanya untuk “panjat sosial” semata seperti menuai kontroversi publik maupun untuk meningkatkan rating di acara televisi, namun ada pula transgender yang berprestasi segudang dan justru berguna bagi masyarakat ketimbang para kaum pencemooh nya yang hanya berbekal asumsi mentah mereka sendiri, maka dari itu marilah kita saling menghargai sesama tanpa pandang bulu karena belum tentu karena ia berbeda dengan kita maka ia adalah suatu keburukan!


-----------------------------------------------------------------------------

Referensi:


Trans TV Official (2018). RUMPI - Siapakah Para Aktor Mantan Lucinta Luna (26/3/18) Part 4.


Malaka, Teddy (2018). Beredar Video Waria Ngeluh Sakit Usai Operasi Kelamin, Benarkah Itu Lucinta  Luna?,





Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer